Subak Pun Tak Kuasa Membendung Dampak Perubahan Iklim
Praktik pertanian yang selaras dengan alam dan budaya melalui sistem subak di Bali ternyata tak kuasa membendung dampak perubahan iklim. Penerapan inovasi dan teknologi menjadi suatu keniscayaan untuk beradaptasi.
Lantunan musik tradisional okokan mengiringi kedatangan para delegasi acara G20 Meeting of Agricultural Chief Scientists (MACS) di Jatiluwih, Tabanan, Bali, Kamis (7/7/2022). Delegasi yang merupakan para peneliti pertanian dari sejumlah negara dan perwakilan organisasi internasional tersebut mengunjungi Desa Jatiluwih untuk melihat sistem subak yang telah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2012.
Desa Jatiluwih terdiri dari tiga subak, yakni Subak Jatiluwih, Subak Abian Jatiluwih, dan Subak Abian Gunungsari. Khusus untuk Subak Jatiluwih saat ini telah memiliki lebih dari 500 anggota yang tersebar di tujuh tempek atau kelompok, yakni Uma Kayu, Gunung Sari, Telabah Gede, Besi Kalung, Kedamian, Uma Duwi, dan Kesambi.