logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPerang
Iklan

Perang

Dari sisi psikologi dan kemanusiaan, sebenarnya tidak ada yang menang dalam peperangan. Semua menderita kekalahan. Yang menang pun sesungguhnya kalah karena telah menghancurkan kemanusiaan.

Oleh
KRISTI POERWANDARI
Β· 1 menit baca
Sejumlah warga terpaksa tinggal di sebuah stasiun kereta bawah tanah (metro) di Kharkiv, Ukraina, Rabu (6/7/2022). Mereka mengungsi dari tempat tinggal mereka ke stasiun bawah tanah karena merasa tidak aman dengan situasi Kharkiv yang selalu diserang rudal dan artileri hampir setiap hari. Sebagian warga terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya sudah hancur dibom.
KOMPAS/HARRY SUSILO

Sejumlah warga terpaksa tinggal di sebuah stasiun kereta bawah tanah (metro) di Kharkiv, Ukraina, Rabu (6/7/2022). Mereka mengungsi dari tempat tinggal mereka ke stasiun bawah tanah karena merasa tidak aman dengan situasi Kharkiv yang selalu diserang rudal dan artileri hampir setiap hari. Sebagian warga terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya sudah hancur dibom.

Sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari 2022, setiap hari media memberitakan ikhwal perang tersebut dan berbagai akibatnya. Catatan 3 Juli 2022 dari pihak Ukraina memberitakan setidaknya lebih dari 2.000 sekolah hancur, nyaris 350 anak tewas, belum lagi yang terluka dan korban pada orang dewasa. Angkanya terus bertambah dari hari ke hari.

Terkait perang, pada awalnya kajian akademik lebih tertarik untuk mempelajari dampaknya pada veteran perang. Khususnya ketika petugas kesehatan menemukan yang dulu disebut sebagai shell shock, shock akibat peluru/bom atau suara ledakan, yang terlihat pada veteran perang.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan