logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊSuluk, Mengasingkan Diri dan...
Iklan

Suluk, Mengasingkan Diri dan Memurnikan Jiwa

Tradisi suluk, mengasingkan diri hingga 40 hari di surau-surau terus dipelihara Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat jelang dan selama Ramadan. Secara sains, tradisi itu berkorelasi erat dengan kesehatan mental.

Oleh
YOLA SASTRA
Β· 1 menit baca
Para jemaah suluk, mursyid, dan khalifah (asisten mursyid) Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah berdoa seusai menjalankan shalat Ashar di Surau Nurullah, Kelurahan Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Rabu (30/3/2022). Pada Ramadhan tahun ini ada 14 orang jemaah yang menjalankan suluk di surau tersebut.
KOMPAS/YOLA SASTRA

Para jemaah suluk, mursyid, dan khalifah (asisten mursyid) Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah berdoa seusai menjalankan shalat Ashar di Surau Nurullah, Kelurahan Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Rabu (30/3/2022). Pada Ramadhan tahun ini ada 14 orang jemaah yang menjalankan suluk di surau tersebut.

Tradisi suluk menempuh jalan menuju Sang Khalik dengan mengasingkan diri hingga 40 hari di surau-surau terus dipelihara Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah di Sumatera Barat. Tradisi spiritual mengosongkan diri yang digelar menjelang Ramadhan hingga jelang Idul Fitri itu, secara sains berkolerasi erat dengan kesehatan mental mereka yang menjalaninya.

Sehabis shalat Ashar berjemaah, tanpa interaksi dan berucap apa pun, tujuh perempuan lanjut usia menuju ke bilik masing-masing. Bilik-bilik berukuran 80 cm x 120 cm berdinding kain itu berderet di saf bagian belakang Surau Nurullah di Koto Baru, Kelurahan Limau Manis Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan