logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMenjaga dan Memanfaatkan Rimba...
Iklan

Menjaga dan Memanfaatkan Rimba Nusantara

Sejak lama, hutan Kalimantan telah menjadi sandaran hidup banyak orang dari beragam suku Nusantara. Namun, tanpa pengelolaan hutan berkelanjutan, kerusakan hutan yang berdampak buruk bagi lingkungan akan sulit dibendung.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
Β· 1 menit baca
Anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Aper Sejahter,a Antonius Ropinus (59), merebus daun serai wangi (<i>Citronella grass)</i> di kawasan hutan produksi Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Selasa (22/3/2022). Dari pengolahan serai wangi tersebut, KTH yang bermitra dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Kendilo  mampu menghasilkan 2,8 liter minyak asiri per hari.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Aper Sejahter,a Antonius Ropinus (59), merebus daun serai wangi (Citronella grass) di kawasan hutan produksi Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Selasa (22/3/2022). Dari pengolahan serai wangi tersebut, KTH yang bermitra dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Kendilo mampu menghasilkan 2,8 liter minyak asiri per hari.

Kekayaan hutan Kalimantan menjadi magnet kuat yang menarik banyak orang dari berbagai penjuru Nusantara untuk memburu sumber penghidupan di sana. Namun, hal ini sekaligus membawa ancaman kerusakan bagi paru-paru dunia itu. Melalui pemberdayaan kelompok tani hutan, warga diajak menjaga rimba agar manfaatnya berkelanjutan.

Percikan bara api nyaris menjilat wajah Antonius Ropinus (59) di rumah produksi minyak asiri Kelompok Tani Hutan (KTH) Aper Sejahtera, Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Selasa (22/3/2022). Laki-laki asal Maumere, Nusa Tenggara Timur, itu merebus serai wangi di ketel berkapasitas 300 kilogram.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan