Transisi Energi Hijau, Jalan Mereduksi Dampak Krisis Iklim
Krisis iklim tidak hanya akan menyebabkan krisis lingkungan, tetapi juga memicu krisis ekonomi dan kemanusiaan. Pola pembangunan menggunakan energi fosil harus segera beralih menuju energi hijau.
JAKARTA, KOMPAS β Perubahan pemakaian energi fosil menuju energi hijau atau terbarukan menjadi jalan untuk mereduksi dampak krisis iklim di masa depan. Jika transisi itu gagal, perubahan iklim tidak hanya akan menyebabkan krisis lingkungan, tetapi juga memicu krisis ekonomi dan kemanusiaan.
Ekonom senior dan tokoh lingkungan hidup, Prof Emil Salim, mengatakan, transisi energi hijau sangat penting untuk mengatasi krisis iklim. Pembakaran energi fosil, seperti batubara dan minyak bumi, melepaskan zat-zat cemar ke udara yang membuat suhu bumi semakin panas.