Akses terhadap Bahan Bacaan Terbatas, Digitalisasi Buku Diperkuat
Akses masyarakat pada buku bacaan masih terbatas. Karena itu, digitalisasi bahan bacaan mulai dikembangkan untuk membantu memperluas akses masyarakat terhadap buku.
JAKARTA, KOMPAS – Akses masyarakat untuk mendapatkan buku bacaan masih terbatas. Dari idealnya yang ditetapkan UNESCO satu pemustaka mengakses tiga buku tiap tahun, di Indonesia satu buku ditunggu 90 orang. Keterbatasan bahan bacaan untuk mendukung budaya literasi masyarakat kini juga perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi digital.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MOU) dan diskusi bertema ”Membumikan Literasi untuk Kesejahteraan dan Kebahagiaan”yang digelar Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Selasa (18/1/2022), mengatakan, transformasi digital akan mengantarkan Perpustakaan Nasional menjadi pusat ilmu pengetahuan. Salah satunya melalui layanan di aplikasi iPusnas yang bisa diakses menggunakan gawai.