logo Kompas.id
HumanioraAkses terhadap Bahan Bacaan...
Iklan

Akses terhadap Bahan Bacaan Terbatas, Digitalisasi Buku Diperkuat

Akses masyarakat pada buku bacaan masih terbatas. Karena itu, digitalisasi bahan bacaan mulai dikembangkan untuk membantu memperluas akses masyarakat terhadap buku.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
Anak membaca buku yang dipinjam di Perpustakaan Keliling Kota Surabaya di Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/3/2019). Selain menghadirkan perpustakaan keliling di Taman Kota, untuk meningkatkan minat baca warga, pemerintah kota membangun taman bacaan di setiap kelurahan di Kota Surabaya.
kompas-photographer-name

Anak membaca buku yang dipinjam di Perpustakaan Keliling Kota Surabaya di Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/3/2019). Selain menghadirkan perpustakaan keliling di Taman Kota, untuk meningkatkan minat baca warga, pemerintah kota membangun taman bacaan di setiap kelurahan di Kota Surabaya.

JAKARTA, KOMPAS – Akses masyarakat untuk mendapatkan buku bacaan masih terbatas. Dari idealnya yang ditetapkan UNESCO satu pemustaka mengakses tiga buku tiap tahun, di Indonesia satu buku ditunggu 90 orang. Keterbatasan bahan bacaan untuk mendukung budaya literasi masyarakat kini juga perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi digital.

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MOU) dan diskusi bertema ”Membumikan Literasi untuk Kesejahteraan dan Kebahagiaan”yang digelar Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Selasa (18/1/2022), mengatakan, transformasi digital akan mengantarkan Perpustakaan Nasional menjadi pusat ilmu pengetahuan. Salah satunya melalui layanan di aplikasi iPusnas yang bisa diakses menggunakan gawai.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan