logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊSistem Deteksi Dini Bencana...
Iklan

Sistem Deteksi Dini Bencana Hidrometeorologis Dikembangkan

Indonesia sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologis karena memiliki banyak pulau dengan gunung api dan aliran sungai serta penghasil hujan terbesar di dunia. Pengembangan sistem deteksi dini bencana diperlukan.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vOrzrfWfCtq-ns5n6TrELstK2f0=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_11021271_80_1.jpeg
Kompas

Teknisi memeriksa Satelit Lapan A2 yang dibuat para ahli teknologi satelit di Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8/2012). Satelit seberat 78 kilogram ini dilengkapi kamera beresolusi tinggi untuk pencitraan dan dapat difungsikan membantu komunikasi di daerah bencana. Satelit ini akan menjadi satelit pertama di dunia dengan orbit ekuatorial mengikuti garis ekuator.

JAKARTA, KOMPAS β€” Indonesia sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologis, seperti banjir, longsor, puting beliung, dan kekeringan. Guna memitigasi bencana tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengembangkan sejumlah sistem deteksi dini yang berbasis teknologi penginderaan jauh.

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Didi Setiadi mengemukakan, Indonesia sangat rentan terhadap bencana hidrometeorologis karena memiliki banyak pulau dengan gunung api dan aliran sungai serta penghasil hujan terbesar di dunia.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan