logo Kompas.id
HiburanResidu Duka yang Terlampau...
Iklan

Residu Duka yang Terlampau Nyata

Kedukaan ditulis menjadi isu kolektif di album terbaru ”Hujan Orang Mati” dari band Majelis Lidah Berduri.

Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
· 0 menit baca
Penampilan grup musik Majelis Lidah Berduri yang mempersempahkan repertoar <i>Hujan Orang Mati</i> di Jogja National Museum, Yogyakarta, Jumat (14/7/2023) malam. Album keempat <i>Hujan Orang Mati</i> diluncurkan pada 11 November 2024.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Penampilan grup musik Majelis Lidah Berduri yang mempersempahkan repertoar Hujan Orang Mati di Jogja National Museum, Yogyakarta, Jumat (14/7/2023) malam. Album keempat Hujan Orang Mati diluncurkan pada 11 November 2024.

Kata orang, ditinggal mati membuat kita tak pernah menjadi sama lagi, apalagi kematian beruntun yang datangnya selayak rinai hujan. Kira-kira begitulah yang diceritakan band Majelis Lidah Berduri lewat album Hujan Orang Mati. Kematian sebagai ingatan kolektif dilagukan dalam larik puitik. Adakah titik terang dari tragedi sedemikian rupa?

Majelis Lidah Berduri adalah sekumpulan orang yang pada 1999 bersekutu membentuk kelompok musik bernama Melancholic Bitch, kerap disingkat Melbi. Kini mereka berganti nama, singkatannya tetap bisa dipakai. Anggotanya juga semakin banyak, menghasilkan estetika yang segar.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan