logo Kompas.id
ā€ŗ
Hiburanā€ŗRekonsiliasi Konflik Sambas...
Iklan

Rekonsiliasi Konflik Sambas dalam Karya Seni Perupa Madura

Konflik Sambas pada 1999 melahirkan trauma warisan. Bagaimana perupa asal Madura merekamnya dalam karya?

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Ā· 0 menit baca
Dua karya fotografi dari perupa Suvi Wahyudianto dipajang pada pameran Setelah Pertunjukan Ituā€¦! Pasca Perayaan: Antinomi Kematianā€ di Jakarta, Selasa (4/6/2024) malam. Pameran yang berlangsung pada 5-23 Juni 2024 ini adalah bagian dari seri pameran GoetheHaus Foyer yang diinisiasi Goethe-Institut Indonesien.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Dua karya fotografi dari perupa Suvi Wahyudianto dipajang pada pameran Setelah Pertunjukan Ituā€¦! Pasca Perayaan: Antinomi Kematianā€ di Jakarta, Selasa (4/6/2024) malam. Pameran yang berlangsung pada 5-23 Juni 2024 ini adalah bagian dari seri pameran GoetheHaus Foyer yang diinisiasi Goethe-Institut Indonesien.

Konflik antaretnis yang terjadi di Sambas, Kalimantan Barat, pada 1999 sudah lama berlalu. Namun, trauma warisan telanjur terekam dalam memori generasi selanjutnya. Persahabatan dua pemuda Madura dan Dayak memutus trauma itu. Mereka saling mengonfrontasi ā€hantuā€ masa lalu hingga akhirnya mencapai rekonsiliasi.

Kisah dua pemuda tersebut dituangkan dalam pameran seni bertajuk ā€Setelah Pertunjukan Ituā€¦! Pasca Perayaan: Antinomi Kematianā€. Pameran ini berisi karya-karya perupa kelahiran Bangkalan, Madura, Suvi Wahyudianto (28). Ada sejumlah karya fotografi, lukisan, video, dan instalasi di pameran yang diinisiasi Goethe-Institut Indonesien ini. Pameran berlangsung pada 5-23 Juni 2024.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan