Menyesap Sejarah di Secangkir Kopi
Dekker dan Multatuli adalah sosok yang pikirannya bercabang. Ruwet. Di satu sisi, Dekker sebagai pejabat Belanda wajib menjalankan kebijakan pemerintahnya. Di sisi lain, ia juga menentang ketidakadilan tanam paksa.
Tak hanya warnanya yang hitam dan rasanya yang pahit, sejarah kopi pun demikian. Ia dibudidayakan oleh penderitaan, dipanen oleh keangkuhan, dan diseduh dalam cawan kolonialisme. Era penjajahan memang sudah lewat, tapi bukan berarti hilang.
Entah karena memori yang pendek atau hati yang begitu pemaaf, kita suka lupa kalau jejak kopi di Tanah Air tak berawal indah. Sulit membayangkan bahwa beratus tahun lalu kopi tak ada di warung. Padahal, kopi di zaman sekarang begitu hit. Kehadirannya tak bisa dipisahkan dari gaya hidup urban. Kopi adalah kawan tongkrongan untuk mengejar deadline atau ngobrol sekadar ngalor-ngidul.