logo Kompas.id
β€Ί
Hiburanβ€ΊRuang baru Musik Etnik
Iklan

Ruang baru Musik Etnik

Tidak hanya di Indonesia, perpaduan alat musik tradisi dan modern juga terjadi di negara lain, seperti Meksiko.

Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
Β· 1 menit baca
Kolaborasi tarian yang dibawakan Cristina Duque dari Ekuador yang diiring alunan flute dan gitar yang dimainkan dua pemusik asal Meksiko yaitu Viktor Hugo dan Leon Gilberto dalam pertunjukan hari ke-2 International Ethnic Music Festival di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Sebelum tampil diatas panggung ketiganya juga memberikan materi dalam salah satu kelas dalam rangkaian festival.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Kolaborasi tarian yang dibawakan Cristina Duque dari Ekuador yang diiring alunan flute dan gitar yang dimainkan dua pemusik asal Meksiko yaitu Viktor Hugo dan Leon Gilberto dalam pertunjukan hari ke-2 International Ethnic Music Festival di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Sebelum tampil diatas panggung ketiganya juga memberikan materi dalam salah satu kelas dalam rangkaian festival.

Sentuhan teknologi digital menciptakan ruang baru bagi musik etnik. Tidak hanya itu, mengolah kembali tonal atau gaya suara musik etnik ternyata juga memberikan ruang baru bagi musisi maupun penikmat generasi kini yang makin kehilangan kesempatan menjumpai warna musik tradisi dari berbagai daerah.

Ruang-ruang baru itu hangat diperbincangkan di tengah penyelenggaraan Festival Musik Etnik Internasional di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 7–8 November 2022. Ini perhelatan tahunan yang ketiga sejak dirintis Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta pada 2019 dengan nama Etno Musik Festival.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan