Tari
Intimasi Manusia Urban
Koreografer Yola Yulfianti mempersembahkan ”Inter-FACE”, sebuah tarian kontemporer yang menunjukkan refleksi interaksi sosial di Jakarta.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F08%2Fb9b20843-d968-4867-8c21-6fdc2744be79_jpg.jpg)
Penari Kevin Julianto dan Nudiandra Sarasvati saat membawakan karya koreografer Yola Yulfianti bertajuk Inter-FACE di Institut Francais Indonesia (IFI), Jakarta, Kamis (7/7/2022) malam. Inter-FACE merupakan respons Yola Yulfianti terhadap isu-isu ruang hidup perkotaan (Jakarta). Inter-FACE merupakan satu dari tiga karya Dansity yang akan dipentaskan pada 2022 dengan tema besar My Beautiful City: Jakarta Side B. Tiga karya ini mengambil inspirasi dari imajinasi akan Kota Jakarta ketika ia bukan lagi menjadi ibu kota, Jakarta yang lain.
Intimasi masih mencari tempat di Jakarta tercinta, tetapi manusia urban berangsur melupakannya. Belum lagi sekat sosial menebal lantaran pandemi. Akankah datang masa relasi sosial Jakarta nan erat? Angan itu terjawab dalam pertunjukan tari kontemporer ”Inter-FACE” karya Yola Yulfianti.
Ruangan yang gelap perlahan temaram dengan lampu merah. Rasa sesak menguar sesaat. Di atas panggung, berdiri dua insan berbeda kelamin bersebelahan. Pakaian mereka seadanya. Yang perempuan mengenakan singlet putih dan bokser jingga, sedangkan lelaki tanpa baju hanya memakai bokser merah. Samar-samar suara seperti deru mobil terdengar.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 11 dengan judul "Intimasi Manusia Urban".
Baca Epaper Kompas