Iklan
Bob Dylan dan Jagat Anarki
Bob Dylan bukan Nostradamus. Namun, pertanyaan retorikanya dalam lagu ”Blowin’ in The Wind”, layaknya quartrain Sang Peramal, menemukan ruang proyeksinya dalam perjalanan waktu.
Tahun ini genap 60 tahun ”Blowin’ in The Wind” sejak Bob Dylan membawakannya pertama kali di atas panggung. Lagu yang kabarnya ditulis dalam sepuluh menit itu awalnya dua bait tetapi kemudian berkembang menjadi tiga bait.
Lewat lagu tersebut, Dylan yang lahir di Kota Duluth, Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS), 24 Mei 1941 itu, bertanya tentang manusia dalam relasinya dengan perang, perdamaian, keadilan, dan kebebasan. Pada baris akhir setiap bait, ia bersitkan sebuah misteri jawaban reflektif.