Preman dalam Potret Negeri
Suka tidak suka, apa yang ditampilkan dalam film ”Preman” menggambarkan sebagian wajah negeri ini. Kita bisa berkaca dari film ini.
Mereka bercokol di setiap kantong masyarakat. Katanya melindungi, tapi yang terjadi mereka justru menebar ancaman dan ketakutan. Lebih kuat atau berkuasa memang memuaskan, terlebih di tengah kesenjangan dan kemiskinan yang berputar bak lingkaran setan.
Preman adalah partikelir; swasta, bukan tentara; sipil, sebutan kepada orang jahat (penodong, perampok, pemeras, dan sebagainya). Setidaknya itu yang muncul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ketika menelusuri kata ”preman”. Definisi ini pula yang muncul sebagai pembuka film Preman besutan sutradara Randolph Zaini. Namun, benarkah demikian? Bisa ya, bisa juga tidak. Yang pasti film ini bukan pleidoi bagi para preman.