logo Kompas.id
HiburanMaskulinitas Toksik dalam...
Iklan

Maskulinitas Toksik dalam ”Seperti Dendam...”

”Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” mengangkat beragam isu sosial, terutama soal maskulinitas toksik dan dampak buruknya. Maskulinitas toksik menonjolkan aspek sifat maskulin secara berlebih.

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/SlaFlb97JU5nHJdeFfstOyuBjoQ=/1024x681/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2FSEPERTI-DENDAM-RINDU-HARUS-DIBAYAR-TUNTAS-Still-1_1638599812.jpg
ARSIP PALARI FILMS

Salah satu adegan dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021). Film produksi Palari Films ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Eka Kurniawan dan disutradarai oleh Edwin. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas menang dalam Festival Film Internasional Locarno pada Agustus 2021 dengan membawa pulang hadiah utama dalam festival, yakni penghargaan Golden Leopard.

Ternyata menjadi lelaki di dunia yang berpihak pada laki-laki bisa melelahkan. Rasa frustrasi atas kegagalan lelaki memenuhi konstruksi sosial tentang identitas diri itu tergambarkan dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Sudah saatnya pemahaman kuno tentang jender direkonstruksi.

“Namanya Ajo Kawir. Ia mungkin tak perlu duitmu. Tapi dia pasti akan senang memiliki alasan untuk berkelahi”

Editor:
budisuwarna
Bagikan