Sendratari Batak
Menguak Empat Puak Danau Toba
Sendratari Warna Danau adalah sebuah pentas berantai atau road show, yang direncanakan berkeliling ke empat kota. Pentas di Jakarta merupakan pentas kedua, setelah pertama di Kota Balige, ibu kota Kabupaten Toba, Sumut.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F20211120NAW11_1637405130.jpg)
Sendratari Warna Danau garapan sutradara Thompson Hutasoit dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (17/11/2021). Karya berdurasi 1 jam 30 menit ini menuturkan kehidupan seni tradisi yang ada di empat puak atau kelompok sosial di sekitar Danau Toba, meliputi puak Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak.
Bukanlah isapan jempol belaka, manakala Danau Toba dimasukkan pemerintah sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Sebuah sendratari yang diberi judul Warna Danau, menguak empat puak atau kelompok sosial yang ada di sekitarnya, mengukuhkan kemolekan tujuan pariwisata berbasis tradisi lokal yang unik dan menarik.
Keempat puak dengan kehidupannya mengitari Danau Toba yang memiliki luas permukaan mencapai 1.130 kilometer persegi. Mereka dikenal sebagai puak Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak. Segenap tradisi lokal yang melekat dijalin menjadi sebuah sendratari berdurasi sekitar 1 jam 30 menit yang ditampilkan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 17 dengan judul "Menguak Empat Puak Danau Toba".
Baca Epaper Kompas