Pesan Damai Sudjojono
Lukisan pertempuran ingin disampaikan Sudjojono sebagai peristiwa yang tidak tragis. Tidak ada setetes darah merah yang tertumpah. Sudjojono menawarkan gagasan memuliakan kehidupan.
Lukisan peperangan tidak selamanya untuk membicarakan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Maestro pelukis Sindudarsono Sudjojono (1913-1985) membaliknya. Ia membungkus pesan damai lewat sebuah lukisan pertempuran. Ia mendedah ampuhnya seni rupa untuk menawarkan gagasan masa depan yang lebih baik.
Begitulah yang dirasakan Iwan Kurniawan Lukminto (38), pemilik Museum Tumurun di Solo, yang mengakuisisi, kemudian memamerkan 38 sketsa spesial karya Sudjojono. Sketsa-sketsa spesial itu merupakan jurnal visual Sudjojono untuk persiapan pembuatan lukisan besar di Museum Sejarah Jakarta pada tahun 1973.