logo Kompas.id
HiburanPesan Damai Sudjojono
Iklan

Pesan Damai Sudjojono

Lukisan pertempuran ingin disampaikan Sudjojono sebagai peristiwa yang tidak tragis. Tidak ada setetes darah merah yang tertumpah. Sudjojono menawarkan gagasan memuliakan kehidupan.

Oleh
Nawa Tunggal
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BSbIP9r36AU4DFefNsJD5E8wO6w=/1024x1486/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210904KATALOG05_1630750044.jpg
KATALOG PAMERAN MUKTI NEGERIKU DI MUSEUM TUMURUN SOLO

Museum Tumurun di Solo, Jawa Tengah, memamerkan 38 sketsa sebagai jurnal visual atau hasil riset maestro S Sudjojono (1913-1985) untuk lukisan berjudul ”Pertempuran Sultan Agung Melawan Jan Pieterszoon Coen” pada 1628-1629, dengan ukuran 3 meter x 10 meter yang dibuat pada 1973 untuk Museum Sejarah Jakarta. Pameran sketsa Sudjojono berlangsung 28 Agustus 2021 hingga 28 Februari 2022.

Lukisan peperangan tidak selamanya untuk membicarakan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Maestro pelukis Sindudarsono Sudjojono (1913-1985) membaliknya. Ia membungkus pesan damai lewat sebuah lukisan pertempuran. Ia mendedah ampuhnya seni rupa untuk menawarkan gagasan masa depan yang lebih baik.

Begitulah yang dirasakan Iwan Kurniawan Lukminto (38), pemilik Museum Tumurun di Solo, yang mengakuisisi, kemudian memamerkan 38 sketsa spesial karya Sudjojono. Sketsa-sketsa spesial itu merupakan jurnal visual Sudjojono untuk persiapan pembuatan lukisan besar di Museum Sejarah Jakarta pada tahun 1973.

Editor:
budisuwarna
Bagikan