logo Kompas.id
HiburanPerlu Jaring Pengaman Sosial...
Iklan

Perlu Jaring Pengaman Sosial untuk Lindungi Pekerja Film

Riri Riza memprediksi perlu waktu sekitar lima tahun untuk menghidupkan lagi gairah perfilman nasional dan mengembalikan kepercayaan penonton untuk datang ke bioskop.

Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uRtzvcZja7StzXoDkGjQRzOVKSY=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F342abfa3-946d-4222-9e79-9eef5193e77d_jpg.jpg
DOKUMENTASI MENTARI PROJECT

Proses syuting film dokumenter berjudul Cipto Rupo yang disutradarai Catur Panggih Raharjo. Film tersebut diproduksi dengan bantuan pendanaan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2019. Sumber pendanaan itu berasal dari dana keistimewaan DIY. Foto ini merupakan dokumentasi Mentari Project. Foto untuk tulisan Geliat Kota tentang aktivitas perfilman di Yogyakarta.

JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar pekerja film mengandalkan pendapatan harian dan mingguan dari produksi film di Indonesia. Jaring pengaman sosial dibutuhkan untuk melindungi para pekerja film, terutama ketika mereka menghadapi krisis seperti saat ini.

Sutradara film dan Co-founder M Bloc Space Lance Mengong mengatakan, Indonesia perlu memiliki basis data arsip film nasional untuk lebih melindungi nasib para pekerja film. ”Dengan database ini, kita mengetahui apa aset yang kita punya. Aset film ini menjadi modal kita membuat paket bisnis baru sehingga mendapatkan aspek monetisasi lebih baik,” jelasnya, dalam diskusi virtual Ruang Dialog Sinema, Senin (2903/2021).

Editor:
budisuwarna
Bagikan