logo Kompas.id
β€Ί
Hiburanβ€ΊDedaunan Hitam Anusapati
Iklan

Dedaunan Hitam Anusapati

Anusapati merujuk pada kompleksitas makna yang menabrak gagasan ruang dan waktu. Bentuk-bentuk karya patung yang awalnya kita asosiakan dengan latar pedesaan, akhirnya muncul dalam semangat dunia yang kontemporer

Oleh
NAWA TUNGGAL
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/W6Ub-lQNI1R-Vd1PfCBxjQ30xDk=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F20210128MYE10_1611912503.jpg
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Pameran lukisan Anusapati di Galeri Artsphere, Jakarta.

Hitam legam menawarkan aura suram, juga kemurkaan. Inilah yang dituangkan Anusapati (63), seniman yang lebih dikenal sebagai pematung kontemporer, yang juga dosen di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, melalui pameran lukisan dedaunan hitam untuk mengingatkan murka alam atas hilangnya hutan yang tak berkesudahan.

”Ini sebuah lukisan abstraksi dari pengalaman masa kecil tinggal di Cibubur, Jakarta, ketika masih dipenuhi rerimbunan dedaunan. Saya pernah tinggal di Munjul, Cibubur, antara 1962 sampai 1966, masih duduk di bangku SD kelas I sampai IV, ” tutur Anusapati, Selasa (26/1/2021) di Yogyakarta.

Editor:
sariefebriane
Bagikan