AKSEN
Daulat Sandang dari Perdesaan
Di tengah banjir impor benang dan sandang, banyak petani tetap tekun menanam pohon penghasil serat dan pewarna alam.

Busana pria dan wanita produk jenama Sejauh Mata Memandang dibuat dengan kolaborasi bahan kapas yang ditenun dan pewarna alam karya para artisan di Pekalongan, Temanggung, dan wilayah lain di Indonesia.
Di tengah banjir impor benang dan pakaian, banyak petani tekun menanam penghasil serat dan pewarna alam. Pihak lain meramunya menjadi benang dan pakaian. Bangsa ini sejatinya mampu membuat pakaian sendiri dari serat alam.
Gerakan tersebut, antara lain, dilakukan Wibowo Akhmad, petani pemilik Ramindo Berkah Persada Sejahtera yang menyediakan serat alam; R Asyfa Fuadi, pembuat kain denim; Fatah Syaifur Rochman, pemilik usaha Shibiru, penyedia pewarna alam indigo; dan praktisi biodiversitas, Chandra Kirana Prijosusilo, dari Sekar Kawung.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Daulat Sandang dari Perdesaan".
Baca Epaper Kompas