logo Kompas.id
โ€บ
Gaya Hidupโ€บKaryawan Muda Korsel Enggan...
Iklan

Karyawan Muda Korsel Enggan Kembali ke Tradisi Nongkrong Usai Jam Kantor

Dua tahun bisa menikmati banyak waktu luang sendiri membuat sebagian pekerja muda Korea Selatan enggan kembali ke "hoeshik". Tradisi nongkrong, makan, dan minum usai kerja bersama sejawat itu dianggap buang-buang waktu.

Oleh
LUKI AULIA
ยท 1 menit baca
Suasana lengang di sebuah pusat perbelanjaan di Goyang, Korea Selatan, Rabu (15/12/2021). Aturan yang akan berlaku setidaknya selama 16 hari tersebut akan membatasi pertemuan paling banyak hanya empat orang bagi warga yang sudah divaksin penuh dan mengharuskan restoran, kafe, dan bar tutup pada pukul 21.00. (AP Photo/Ahn Young-joon).
AP PHOTO/AHN YOUNG-JOON

Suasana lengang di sebuah pusat perbelanjaan di Goyang, Korea Selatan, Rabu (15/12/2021). Aturan yang akan berlaku setidaknya selama 16 hari tersebut akan membatasi pertemuan paling banyak hanya empat orang bagi warga yang sudah divaksin penuh dan mengharuskan restoran, kafe, dan bar tutup pada pukul 21.00. (AP Photo/Ahn Young-joon).

Jang (29), pekerja muda di Seoul, Korea Selatan, justru kurang senang ketika pemerintah Korea Selatan mencabut kebijakan pembatasan dan ketentuan pembatasan jam operasional bar dan restoran terkait pandemi Covid-19. Ia khawatir kebebasan menikmati waktu luang untuk dirinya sendiri selama masa pandemi akan hilang.

Berakhirnya kebijakan pembatasan dan menjaga jarak di tempat umum berarti kembalinya tradisi "hoeshik". Tradisi itu berupa jamuan makan dan minum di kantor setelah jam kerja. โ€œMasalahnya, hoeshik itu termasuk bagian dari kehidupan kerja, tetapi tidak dibayar,โ€ kata Jang yang tinggal dan bekerja di Seoul itu kepada kantor berita Reuters, Rabu (27/4/2022).

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan