logo Kompas.id
โ€บ
Gaya Hidupโ€บKisah dari Jabar Sarat Pesan...
Iklan

Kisah dari Jabar Sarat Pesan yang Terus Menghidupi

Kuliner asal Jawa Barat tidak hanya enak dimakan. Dari setiap santapannya, ada sejarah dan pesan besar yang ditinggalkan.

Oleh
machradin wahyudi ritonga/abdullah fikri ashri/cornelius helmy
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t2wktEEkDycD2RJ0C6yRnG2k5As=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2Fc84bd2fc-ae9a-4738-8504-d20245ae8f84_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Warga menikmati docang di Warung Docang Pak Kumis, Rabu (5/1/2022), di Kota Cirebon, Jawa Barat. Docang merupakan makanan khas Cirebon yang berisi lontong, taoge, kerupuk, parutan kelapa, daun pepaya, daun singkong, dan kuah oncom.

Kreativitas mengolah ragam jenis makanan menjadi sumber kehidupan bagi banyak warga Jabar, dari dulu hingga sekarang. Tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi melanglang buana ke banyak negara.

Warung โ€Pak Kumisโ€ di Jalan Tentara Pelajar, Kota Cirebon, Rabu (5/1/2022), berlantai semen dan beratap tenda bambu. Di dalamnya, hanya ada gerobak sederhana berisi dandang, aneka sayuran, lontong, hingga teh tawar. Meski begitu, lapak ini jadi buruan penikmat kuliner luar kota, seperti Bandung dan Jakarta. Sajian docang jadi andalannya.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan