logo Kompas.id
Gaya HidupHarta Karun di Antara Tumpukan...
Iklan

Harta Karun di Antara Tumpukan Buku Bekas

Dari koleksi buku, kita bisa mengetahui luasnya bacaan, pergaulan, pengaruh, dan kadang-kadang problem rumah tangga serta kisah cinta pemiliknya. Bagaimana bisa?

Oleh
Budi Suwarna dan Muhammad Hilmi Faiq
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/gK4fJCfEi-FudH33KaOvLvYFKH4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F946602e9-5e7c-4888-8c6c-aea349520a70_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Pengunjung berburu buku bekas di kios buku bekas Guru Bangsa, milik Ependi Simanjuntak alias Ucok di kawasan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/6/2021). Selain harganya yang murah, buku bekas banyak diburu karena sebagian sudah sulit ditemukan.

Di antara tumpukan buku bekas yang dikumpulkan tukang loak dari rumah tokoh-tokoh terkenal negeri ini, terselip jejak-jejak kehidupan pemiliknya. Dari koleksi buku mereka, kita bisa mengetahui luasnya bacaan, pergaulan, pengaruh,  dan kadang-kadang problem rumah tangga serta kisah cinta mereka.

Anda mungkin tidak membayangkan, sejumlah jenderal era Orde Baru yang dulu begitu keras melarang masyarakat membaca buku-buku kiri, ternyata paling banyak mengoleksi buku-buku semacam itu di rumahnya. ”Rakyat dulu dilarang baca buku-buku berbau komunis dan Marxis, tapi mereka membacanya. Mungkin untuk mempelajari isinya supaya bisa bikin propaganda untuk memberangus pemikiran kiri, ha-ha-ha,” ujar Ependi Simanjuntak, Selasa (15/6/2021), di toko buku bekas Guru Bangsa miliknya di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Editor:
budisuwarna
Bagikan