logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊNasi Goreng, Kreativitas Tak...
Iklan

Nasi Goreng, Kreativitas Tak Berbatas

Nasi goreng tak lagi identik dengan kecap. Bukan pula bumbu-bumbu macam bawang merah, bawang putih, dan lada. Aneka hidangan itu telah terbentang dengan paduan dendeng lemak, kecombrang, hingga dipadankan minuman anggur.

Oleh
DWI BAYU RADIUS/WISNU DEWABRATA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4-aOYCYx_Wv2WgykVED_AOXHfPg=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F20210501HATTEN03_1619845306.jpg
ARSIP HATTEN WINES

Harry Nazarudin (mengenakan ikat kepala), penulis buku Nasgor: Makanan Sejuta Mamat, bersama pemilik Hatten Wines, IB Rai Budarsa (ketiga dari kanan), menikmati nasi goreng dan minuman anggur di Denpasar, Bali, Jumat (30/4/2021).

Nasi goreng tak pernah kehilangan magisnya, bahkan saat pandemi. Sajian klasik dari gerobak sampai hotel berbintang itu tak ada habisnya untuk diulik. Di sela hiruk-pikuk media sosial, konten nasi goreng konsisten bertahan. Koki-koki memasak hidangan itu dengan lemak, kecombrang, bahkan makanan kucing.

Di hadapan sekitar 30 pengunjung Hatten Wines di Denpasar, Bali, tersaji tiga nasi goreng yang dikemas pincuk. Wadah itu saja tak biasa, begitu pun isinya. Nasi goreng dendeng lemak, pindang kecombrang, dan kesune cekuh jelas bukan olahan arus utama.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan