logo Kompas.id
›
Gaya Hidup›Anak, Orangtua, dan Jeratan...
Iklan

Anak, Orangtua, dan Jeratan Gawai

Peningkatan penggunaan gawai, kerap dikaitkan dengan kecemasan, depresi, obesitas, sikap agresif, sekaligus kecanduan pada medium itu sendiri. Situasi ini tak hanya mencemaskan orang tua, namun juga para ahli.

Oleh
Wisnu Dewabrata/Sarie Febriane/Nawa Tunggal/ Mawar Kusuma/Dwi As Setianingsih/Fransisca Romana Ninik
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ro31o7ulezo9ifIK85XioHm7sp4=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fa1000974-b36d-4783-add5-ee45e8aaa7e8_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Anak-anak bermain gim daring di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (13/3/2021). Paparan gim daring semakin masif menjangkiti anak-anak seiring akses gawai yang mudah sebagai dampak pembelajaran sekolah via daring.

Sekolah daring dan pembatasan aktivitas selama pandemi Covid-19 berdampak terhadap ‘konsumsi’ gawai pada anak-anak. Situasi yang sulit, membuat orang tua kerap tak berdaya hingga terpaksa ‘merelakan’ anak-anaknya terperangkap jerat gawai.

Ketika dunia dikepung pandemi Covid-19, seluruh aktivitas berpindah ke rumah, termasuk sekolah. Anak-anak yang semula belajar di sekolah, harus beralih mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui gawai.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan