Udar Rasa
Sayang, Orwell Keliru
Kemunculan ”telescreen” tidak serta-merta menjadikan sentralisme kekuasaan menguat. Yang terjadi sebaliknya: berakhirnya monopoli informasi.

Apa yang kita alami sekarang, tak punya pilihan lain kecuali bergantung pada supremasi teknologi informasi, telah dilukiskan oleh George Orwell sekitar 70 tahun lampau. Dalam novel distopianya yang terbit pertama kali tahun 1949 berjudul 1984, Orwell bercerita tentang rezim totaliter di wilayah antah berantah Oceania yang melengkapi diri dengan teknologi ”telescreen”—kurang lebih seperti layar laptop ataupun ponsel kita sekarang.
Melalui telescreen yang dipasang di rumah para petinggi partai berkuasa serta seluruh kelas menengah, sang penguasa, sebutannya Big Brother, dengan Kementerian Kebenaran dan Kementerian Cinta (Ministry of Truth dan Ministry of Love) memonitor setiap ucapan dan tingkah laku rakyatnya. Telescreen juga berfungsi sebagai televisi. Setiap saat dia melancarkan propaganda. Dengan itu penguasa totaliter menguasai pikiran rakyat.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Sayang, Orwell Keliru".
Baca Epaper Kompas