logo Kompas.id
Gaya Hidup”Pemberontakan” Perempuan...
Iklan

”Pemberontakan” Perempuan terhadap Industri Pakaian Dalam

Memanfaatkan pengaruhnya di media sosial, Rihanna mampu menarik minat publik terhadap produk-produk pakaian dalam yang sensual, tetapi tetap mengedepankan pemberdayaan perempuan.

Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wgnLhA9qPNICSBKhnWqgyJ4Vseo=/1024x682/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2FWomans-Day_1597747266.png
REUTERS/SUSANA VERA

Sekelompok perempuan memukul panci dan wajan selama protes di awal demonstrasi pada Hari Perempuan Internasional di Puerta del Sol Square, Madrid, Spanyol, pada 8 Maret 2019.

Naomi Campbell, Alessandra Ambrosio, Gisele Bündchen, Heidi Klum, Lily Aldridge, Miranda Kerr, dan Bella Hadid adalah sebagian nama beken dalam dunia mode, khususnya industri pakaian dalam. Mereka dikonstruksi oleh industri sebagai ”standar” kecantikan perempuan global, yakni wajah proporsional, tubuh tinggi langsing, dan tentu saja seksi. Sebuah konstruksi yang lama bertahan meski mengabaikan standar kecantikan yang lain.

Popularitas mereka tentu saja terjadi berkat pagelaran pakaian dalam tahunan The Victoria\'s Secret Fashion Show dari Victoria’s Secret, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang berdiri pada 1977. Didirikan oleh pebisnis Roy Raymond, Victoria’s Secret memiliki misi untuk memudahkan laki-laki dan perempuan nyaman berbelanja pakaian dalam.

Editor:
budisuwarna
Bagikan