logo Kompas.id
β€Ί
Gaya Hidupβ€ΊPasar Batik Lasem Beralih ke...
Iklan

Pasar Batik Lasem Beralih ke Daring

Pengusaha kain batik di Lasem, Jawa Tengah, berinovasi saat pandemi Covid-19. Mereka menawarkan produknya melalui media sosial dan toko daring.

Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/a2goumEM7ZwK-W2YFcZYndX1xAA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F20180331KRN10_1594991056.jpg
KOMPAS/KARINA ISNA IRAWAN

Pembatik tulis Lasem di Rumah Batik Kidang Mas, Desa Babagan, Lasem, Kabupaten Rembang, Jumat (9/3/2018). Saat pandemi, Rudi Siswanto, pemilik Kidang Mas, menawarkan produknya melalui media sosial.

Selama ini, kain batik dijual di pasar tradisional atau sentra-sentra kerajinan tangan. Begitu Covid-19 mewabah di Indonesia, penjualan kain batik di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, merosot drastis. Pengusaha kain batik kemudian berinovasi memasarkan produk mereka secara daring, seperti melalui media sosial dan situs di internet.

Pada Jumat (10/6/2020), Rudi Siswanto (38), juragan batik dari Rumah Batik Kidang Mas, sibuk mengotak-atik telepon genggam. Sejak pagi hingga siang hari ia merekam proses produksi dan pelipatan kain di rumahnya. Kemudian, ia berusaha mengedit video menggunakan ponsel.

Editor:
Maria Susy Berindra
Bagikan