logo Kompas.id
โ€บ
Gaya Hidupโ€บLawan Terpaan Infodemik dengan...
Iklan

Lawan Terpaan Infodemik dengan Skeptis pada Informasi

Kepanikan warga terhadap pandemi Covid-19 turut dipicu oleh beredarnya kabar bohong atau lebih populer disebut infodemik. Senjata untuk menangkal kemunculan kabar semacam ini adalah kecakapan dalam memilih informasi.

Oleh
Aditya Diveranta
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/T97dnkopXG2s3D2jwwRm5fZqt6g=/1024x649/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fdf482d71-6781-4a4c-a7e2-79a283e7da8a_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Mural bertema No Hoax menghiasi tembok di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Selasa (5/5/2020). Hoaks atau penyebaran informasi palsu di masyarakat melalui berbagai media, terutama media sosial dan grup percakapan, kian mengkhawatirkan. Salah satu yang menjadikan maraknya penyebaran hoaks adalah kenyataan jumlah pemegang telepon pintar yang terus meningkat.

Pandemi Covid-19 menyebar luas seiring dengan kabar bohong atau hoaks di masyarakat. Hampir dua bulan belakangan, warga dihadapkan dengan bermacam pesan berantai dari aplikasi pesan instan di ponsel. Mulai dari kabar sejumlah lokasi yang terpapar Covid-19, jamu-jamu berkhasiat, hingga kegiatan berjemur untuk melawan penularan virus, semua tersebar lewat aplikasi ponsel Whatsapp.

Tersebarnya hoaks terkait Covid-19 membuat Annisa Rahayu (30) panik. Sepekan terakhir, warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini mendapat pesan berantai terkait 13 pedagang Pasar Cileungsi di dekat rumahnya yang positif Covid-19. Hal itu membuat dirinya benar-benar mencegah segala aktivitas di luar rumah.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan