logo Kompas.id
Gaya HidupRury, Abimanyu, dan Tragedi...
Iklan

Rury, Abimanyu, dan Tragedi Menyayat

Pencinta wayang di Ibu Kota beruntung karena rotasi lakon klasik selalu menghadirkan kembali cerita-cerita indah meski di antaranya tragis, seperti halnya ”Abimanyu Gugur”.

Oleh
NINOK LEKSONO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JxfiN1Owvriz6Zw1RAfhojqTuMc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200229H16_SENI-TULISAN-NIN_OK_web_87695232_1582979904.jpg
KOMPAS/NINOK LEKSONO

Adegan ”Abimanyu Gugur” dalam Langen Beksan Sanggar Padnecwara, Minggu (23/2/2020) petang.

Pencinta wayang di Ibu Kota beruntung karena rotasi lakon klasik selalu menghadirkan kembali cerita-cerita indah meski di antaranya tragis, seperti halnya ”Abimanyu Gugur”.

Gugur dalam peperangan bagi ksatria konon merupakan satu hal yang didambakan. Namun, gugur seperti halnya Abimanyu, putra kesayangan Arjuna, sungguh amat menyayat. Abimanyu gugur tidak hanya oleh satu anak panah, tetapi boleh jadi oleh ratusan, bahkan ribuan. Lebih dari itu, tubuh yang sudah diibaratkan diselimuti senjata Kurawa masih hancur karena dilanggar gajah musuh terakhirnya, Jayajatra. Dan puncaknya, gada Kyai Glinggang milik Jayajatra menghancurkan kepala Abimanyu.

Editor:
Bagikan