logo Kompas.id
Gaya HidupBerlari Bersama Angin di...
Iklan

Berlari Bersama Angin di Chicago

Selepas Kilometer 24, tiba-tiba gejala kram di atas lutut terasa. Tidak ada jalan lain kecuali mengurangi "pace". Namun, rasa kram malah menular ke area kedua selangkangan. Ups! “Run! Your mom waiting and freezing!”

Oleh
Agus Hermawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JIZME8V_iWEjGnadYbQYCFUgf3I=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20191012_101340_1571852858.jpg
KOMPAS/ AGUS HERMAWAN

Bean (Cloud Gate), ikon kota Chicago di Millenium Park, salah satu tujuan wisata turis dari sejumlah negara.

Seperti juga kehidupan, maraton adalah sebuah perjalanan yang harus ditempuh dengan segala kejutan di depannya. Setiap maraton memberikan pengalaman yang berbeda.

Begitu juga dengan Chicago Marathon 2019 yang berlangsung Minggu, 13 Oktober 2019. Berlari di kota berjuluk ”Windy City” itu, kita ibarat berlari bersama angin. Bukan hanya membelai, angin juga mendorong atau menahan yang membuat diri terseok-seok di antara hutan beton yang menjulang.

Editor:
Bagikan