Gelombang disrupsi teknologi menggulung deras, mengentak berbagai sendi kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan tinggi seni. Program studi fotografi, yang sejatinya berpijak pada eksplorasi visual dan estetika, kini dihadapkan pada tantangan kompleks dalam menemukan dan mempertahankan jati dirinya. Bagaimana sebuah program studi fotografi dapat mengartikulasikan identitasnya, menjaga relevansi, dan menghasilkan lulusan adaptif di tengah arus perubahan yang deras dan tak menentu?
Program studi (prodi) Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, melalui Solo Photo Festival (SPF) 2024 bertema ”alternation”, menawarkan sebuah studi kasus yang menarik untuk dikaji. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan secara rutin sejak 2013 ini akan berlangsung di Kampus 2 ISI Surakarta, mulai Senin hingga Kamis (25-28/11/2024).
”Alternation”, yang mengandung makna ’perubahan’ atau ’pergantian’, menandai upaya prodi untuk merefleksikan diri, mengevaluasi perjalanan selama satu dekade terakhir, dan menemukan kembali esensi dari eksistensinya di tengah pusaran disrupsi teknologi.