Kejenuhan dalam menggeluti fotografi hitam putih membuat Kun Tanubrata mencoba belajar mengolah foto digital. Di sana ia menemukan kebebasan berkarya hingga melampaui batas karya fotografi.
Kun Tanubrata mengenal fotografi sejak SMA. Ia banyak belajar dari temannya yang kebetulan sudah lebih dulu menggeluti fotografi dan didukung peralatan hingga untuk proses cuci cetak. Kun hanya bermodalkan kamera format 35 mm sederhana yang terbuat dari plastik, semacam kamera saku sekali pakai yang biasa dijual di tempat wisata. Namun, kamera plastik yang dimilikinya tidak sekali pakai, bisa diisi ulang film dan dikeluarkan produsen film.