Dalam menggeluti fotografi, Suherry Arno tak mau setengah-setengah. Setelah mahir memotret dan menguasai ilmu mencetak foto dari para maestro dunia, ia pun membuat galeri. Sebuah etalase seni yang tak sekadar tempat pamer karya, tapi juga ruang edukasi fotografi.
Suherry menggeluti hobi fotografi sejak tahun 1990 di zaman fotografi analog hingga ke masa fotografi digital dengan segala teknik cetaknya. Ia kemudian serius mempelajari ilmu mencetak foto hitam putih sejak tahun 2000-an dengan berguru pada beberapa maestro seni cetak dunia di sejumlah negara, seperti John Sexton, Howard Bond, Patrick Jablonski, Charles Cramer, Michael Smith, Paula Chamlee, France Scully, dan Mark Nelson.