Dalam sebuah esai berjudul ”Journalism Through the Camera’s Eye” yang ditulis Barbie Zelizer, saya menemukan pernyataan yang menarik. Zelizer menuliskan bahwa fotografi bekerja dengan cara yang unik. Sebagai sebuah medium, wujud dan sifat-sifat materialnya dapat direnungkan dengan santai dalam waktu panjang.
Sejak dulu, foto dianggap mampu memfasilitasi daya tarik emosi yang berujung pada munculnya suatu kesan yang kuat. Foto jurnalistik, sebagai salah satu produk jurnalisme, tentunya memiliki sifat-sifat seperti yang dinyatakan Zelizer.
Konteks emosi dan kesan yang dijabarkan Zelizer sangat melekat pada sifat dan dampak dari kehadiran foto yang berasal dari kerja dinamis yang melibatkan pewarta foto dan editor. Hal itu menjadi bagian dari proses panjang perjalanan suatu foto hingga dipublikasikan di media massa.