Ada pepatah dalam bahasa Latin yang berbunyi mīlle viae dūcunt hominēs per saecula Rōmam. Artinya adalah seribu jalan membimbing orang selamanya ke Roma. Kita mengenalnya menjadi pepatah ’banyak jalan menuju Roma’, yang berarti ada banyak cara untuk mencapai suatu tujuan. Pepatah Latin tersebut berkaitan dengan ekspansi imperium Romawi ke berbagai wilayah taklukkan di Eropa. Untuk mempermudah transportasi, imperium Romawi membangun jalan dari semua wilayah itu yang semuanya menuju ke Roma.
Jalan merupakan salah satu infrastruktur penting dalam mobilitas manusia. Di Hindia Belanda, urusan pembangunan jalan berkaitan dengan pertahanan dan ekonomi, serta menjadi tolok ukur modernitas. Modernitas berkaitan dengan unsur budaya. Bagaimana pembangunan jalan memengaruhi budaya masyarakatnya menjadi hal menarik untuk dibahas. Oleh karena itu, jejak visual mengenai jalan di Hindia Belanda yang ditemukan tidak hanya sebagai bukti perkembangan teknologi masa lalu, tetapi juga manusianya.
Pemerintah Hindia Belanda menganggap penting urusan jalan. Dalam sejarah, kita mengenal Grote Postweg atau Jalan Raya Pos, jalan yang membentang dari barat ke timur Pulau Jawa dan kerap diidentikkan dengan nama Daendels. Sebenarnya, sebelum masa Daendels, jalan itu sudah ada. Herman Willem Daendels (1762-1818), Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda yang ke-36, hanya memperbaiki, memperkeras, dan menghubungkan jalan-jalan desa dengan jalur jalan ini, tulis FW Stapel dalam Geschiedenis van Nederlandsch Indië (1940).