Foto sering dikatakan bisa berbicara seribu bahasa. Mungkin, hal itu memang benar-benar menjadi kekuatan foto dalam konteks tertentu. Namun, pada konteks lainnya, hal itu justru menjadi bumerang. Jika sebuah foto memang dimaksudkan sebagai ungkapan terbuka dan bebas, ”bisa berbicara seribu bahasa” tidak jadi masalah. Tapi, jika foto dijadikan sarana tutur yang spesifik, maka ”bisa berbicara seribu bahasa” justru harus diantisipasi.
Mayoritas fotografer ataupun penggemar fotografi pasti mengerti tentang pengaruh teks saat disandingkan dengan foto. Pertama-tama, teks akan membantu memperjelas informasi karena memiliki potensi untuk mengabarkan perihal yang sulit divisualisasikan. Kondisi ini bisa dijumpai dalam dunia jurnalistik, saat foto yang dipublikasikan di media massa selalu dilengkapi dengan takarir (caption).