FotografiKlinik FotoBermusik pada Masa Kolonial
ARSIP ACHMAD SUNJAYADI

Bermusik pada Masa Kolonial

Jejak visual kegiatan bermusik di Indonesia sejak masa kolonial yang direkam dalam bentuk fotografi.

Oleh
ACHMAD SUNJAYADI
· 1 menit baca

Musik merupakan bahasa universal, bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Musik tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Terlepas dari perbedaan latar belakang budaya, bahasa, musik terbukti dapat menyatukan semua kalangan. Walaupun kita tidak memahami lirik suatu lagu, jika musiknya enak didengar, kita dapat menikmatinya.

Setiap bangsa memiliki unsur musik dalam budayanya. Bahkan, persilangan dari beragam budaya berbeda dapat membentuk jenis musik baru. Demikian halnya dengan Indonesia. Dari beragam budaya di Indonesia, pertemuan antara musik tradisional dan modern menjadikan musik Indonesia semakin kaya. Salah satunya adalah musik dangdut yang menjadi bahan kajian pakar, seperti Willem Frederick dan Andrew N Weintraub dari Amerika Serikat.

Jejak bunyi dari musik di Indonesia semakin lengkap dengan penelusuran jejak visual dalam bentuk foto yang bersubyek orang dengan alat musiknya. Selain dapat melihat rekaman visual kegiatan bermusik pada masa lalu, kita dapat merasakan semangat zamannya. Liesbeth Ouwehand dalam ”Photographic Representations of the Performing Indonesian” (2014) yang meneliti foto-foto kegiatan bermusik masyarakat Bumuputra di Hindia Belanda dari 1870-an hingga 1910 pun menegaskan: ”The photographs of musical acts tell us something about the appreciation of the performing Indonesian by the viewer”.

Memuat data...
Memuat data...