Di awal tahun 2000-an, saat teknologi digital merambah masuk ke industri fotografi, produsen kamera masih fokus pada perubahan perilaku agar fotografer mau beralih ke kamera digital. Teknologi digital dipromosikan dapat memudahkan kerja fotografer terutama pewarta foto yang setiap hari bekerja dalam ritme cepat dan tekanan tenggat.
Jika sebelumnya pewarta foto harus menjalankan proses mencuci film negatif dan mencetak foto sebelum dipindai untuk menjadi file digital, dengan kamera digital fotografer sudah bisa mendapatkan file digital hasil pencitraan di sensor kamera. File digital inilah yang akan dikirim pewarta foto ke kantor redaksi masing-masing sebagai bahan pemberitaan.
Dengan kerumitan proses kerja di masa fotografi analog, bisa dibayangkan peralatan yang harus dibawa seorang pewarta foto saat harus meliput peristiwa olahraga. Selain harus membawa peralatan fotografi yang banyak, juga harus membawa peralatan pascapemotretan untuk memproses negatif film. Setelah itu pewarta foto harus memikirkan cara mengirim imaji tersebut ke kantor redaksinya.