FotografiKlinik FotoMerekam ”Bandjir” pada Masa...
ARSIP DANISH FIKRI SUNJAYADI

Merekam ”Bandjir” pada Masa Kolonial

Batavia pernah dijuluki ”Venetie van het Oosten” (Venesia dari Timur). Bukan karena indahnya kanal, tapi karena banjir.

Oleh
ACHMAD SUNJAYADI
· 1 menit baca
Anak-anak Bumiputra bermain di tengah banjir di sebuah kota di Hindia-Belanda sekitar tahun 1920. (Sumber: KITLV Leiden)
ARSIP ACHMAD SUNDJAYADI

Anak-anak Bumiputra bermain di tengah banjir di sebuah kota di Hindia-Belanda sekitar tahun 1920. (Sumber: KITLV Leiden)

Kita pernah mendengar polemik mengenai istilah banjir dan genangan. Terlepas dari polemik antara istilah banjir dan genangan, banjir merupakan salah satu peristiwa dalam sejarah kita yang sudah berlangsung sejak lama. Ingatan masyarakat tentang banjir pada masa lalu salah satunya direkam dalam bentuk manuskrip kuno. Ingatan itu merupakan memori kolektif yang memiliki banyak informasi penting untuk masa kini.

Oman Fathurahman, Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, menyebutkan ada manuskrip di Nusantara yang berkaitan dengan banjir, terutama banjir yang disebabkan hujan. Sebagai contoh menurut Oman, ada satu halaman manuskrip di Aceh yang ditulis dengan Aksara Jawi dalam bahasa Aceh mengenai hujan penyebab banjir dan daerah-daerah rawan banjir. Lalu dalam Naskah Syair Taloe Tarendam 1890 dituliskan bangunan tempat penyimpanan beras milik Kompeni yang terendam banjir di Minangkabau.

Memuat data...
Memuat data...