Berawal dari rasa ingin tahu sebagai seorang anak pada profesi ibunya yang fotografer, Beawiharta akhirnya belajar dan menekuni fotografi. Namun, ia mulai belajar justru bukan dari ibunya, melainkan dari guru SMPN 3 Malang saat mengikuti ekstrakurikuler fotografi. Rasa penasaran Beawiharta kecil menemukan jalan dengan belajar mengenal kamera hingga proses kamar gelap di masa fotografi analog.
Lelaki yang akrab dipanggil Bea tersebut akhirnya menjadikan fotografi sebagai pengisi hari-hari di masa sekolahnya. Bea yang juga hobi olahraga ternyata juga menyukai tantangan. Bergabung dalam wadah organisasi pencinta alam menjadi penyaluran adrenalin jiwa mudanya hingga masa kuliah. Berolahraga, aktivitas di alam bebas, mendaki gunung, memanjat tebing, sambil memotret menjadi santapan Bea.