”Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami Memang sudah teken kontrak mati...,” tegas Serda Ina Rochmatin (22) kepada wartawan Kompas pada medio Juli 1991. Mendengar hal ini, tiga rekan Ina, yaitu Serda Atanasia Tri Basuki (21), Serda Sayekti (20), dan Serda Reny Irawati, langsung membenarkannya. Mereka membenarkan pernyataan Ina dengan tegas, lantang, dan penuh percaya diri.
Bukan polisi wanita atau polwan biasa, mereka adalah empat polwan pertama yang ditempatkan di Detasemen Gegana Brimob. Mereka ditempatkan di kesatuan ini sejak Juni 1990. Tentunya setelah lulus dari pendidikan khusus dan latihan fisik yang lebih berat dibandingkan dengan anggota kepolisian pada umumnya.