FotografiKlinik FotoMerayakan Pernikahan pada Masa...
ARSIP DANISH FIKRI SUNJAYADI

Merayakan Pernikahan pada Masa Hindia-Belanda

Beragam budaya terkait upacara pernikahan di Indonesia menjadi subjek menarik bidikan kamera. Jejak visual berlatar upacara pernikahan di Hindia-Belanda menjadi bukti bahwa kegiatan ini menarik untuk ditelusuri.

Oleh
Achmad Sunjayadi
· 1 menit baca
Pengantin Minangkabau di Tilatang, Agam karya Jean Demmeni sekitar 1910 (sumber: KITLV Leiden)
ARSIP ACHMAD SUNJAYADI

Pengantin Minangkabau di Tilatang, Agam karya Jean Demmeni sekitar 1910 (sumber: KITLV Leiden)

Pernikahan adalah salah satu bagian siklus kehidupan manusia. Meskipun sifatnya pribadi, tak jarang pernikahan menjadi bersifat sosial. Seringkali pertanyaan mengenai ‘kapan menikah?’ mengusik bagi sebagian orang. Apalagi dalam budaya masyarakat tertentu, misal di Belanda, selain ikatan perkawinan, dikenal istilah samenwonen, hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Seperti pernikahan, samenwonen diakui secara legal. Bahkan ada pasangan tinggal bersama yang baru kemudian menikah setelah memiliki memiliki anak.

Di Indonesia kerap dikatakan bahwa pernikahan bukan hanya urusan sepasang manusia yang akan mengikat janji untuk hidup berumah-tangga. Upacara pernikahan merupakan bagian dari budaya yang melibatkan keluarga besar. Bahkan masyarakat di luar keluarga besar dapat ikut ambil bagian dalam upacara tersebut. Hal ini kita lihat pada tulisan bagian akhir surat undangan: turut mengundang. Ternyata itu dapat menjadi simbol status sosial. Semakin tinggi jabatan mereka yang turut mengundang, semakin tinggi kewibawaan keluarga pengantin.

Memuat data...
Memuat data...