Selama lebih dari dua tahun pandemi virus corona, Pulau Paskah ditutup untuk pariwisata. Hal ini memaksa penduduk untuk beralih ke cara hidup yang lebih berkelanjutan dan mempelajari kembali keterampilan yang terlupakan.
Kini setelah perbatasan pulau dibuka kembali, masyarakat setempat, termasuk penduduk asli Rapa Nui, ingin menahan hasrat untuk kembali ke gaya hidup mereka sebelum pandemi. "Waktunya telah tiba seperti yang diramalkan orang dahulu," ujarJulio Hotus, anggota dewan tetua Pulau Paskah, kepada AFP.