Tak mau kipas kain khas Tegal punah menjadi alasan Syariah tetap sibuk memproduksi kipas hingga usia senja. Dari tangan perempuan berumur 86 tahun itu, sedikitnya lima buah kipas Tegal tercipta setiap harinya. Kebiasaan itu telah dilakukan oleh warga Desa Tegalwangi, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jateng itu sejak dirinya masih berusia belasan tahun.
Berkubang pada kebiasaan yang sama selama puluhan tahun mungkin saja menjadi alasan Syariah tetap bisa memasukkan benang ke dalam lubang jarum meski netranya sudah tidak muda. Kedua tangan Syariah, yang meski telah mengkerut-merut, tetap terampil menjahit kain-kain perca hingga membalut bambu yang dibentuk menjadi rangka kipas.
Orang-orang Tegal kerap mengasosiasikan kipas kain seperti yang dibuat Syariah dengan "orang meriang". Wajar saja, kipas-kipas itu kerap dijual di sekitar rumah sakit. Jauh sebelum kipas elektrik hadir, para pendamping pasien selalu membeli kipas itu untuk mengusir gerah saat mereka menunggui kerabatnya yang sedang dirawat di rumah sakit.