Pagi merangkak beranjak menuju siang saat sekelompok anak muda dan anak-anak tekun mendengarkan pelajaran yang digelar di ruang mushala. Kertas karton berukuran A4 dalam lipatan-lipatan pun dipotong-potong, lalu dibagikan. Sang guru, Andika Firnanda (24), dengan tekun mengajari satu per satu dari mereka untuk menuliskan huruf hijaiyah.
Dengan bergantian, satu per satu anak mengulang kembali apa yang diucapkan Andika, memastikan apa yang harus dituliskan. Dengan merapal hafalan dengan kode-kode tertentu, mereka lekas mulai mengerjakan tugas penulisan tersebut. Kemudian, dengan alat bernama reglet, setiap anak menusukkan jarum pelubang kertas di atas papan kotak berlubang tersebut.