Sebuah peristiwa yang istimewa harus dirayakan dengan cara yang istimewa juga. Pada tahun 2015, warga dunia merayakan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora yang terletak di Nusa Tenggara Barat. Letusan mahadasyat Gunung Tambora yang terjadi pada 11 April 1815 itu menjadi kisah yang akan terus diceritakan oleh satu generasi ke generasi berikutnya.
Kota kecil Dompu yang menjadi kota terakhir dalam rute menuju Gunung Tambora tidak mau ketinggalan untuk merayakan peristiwa tersebut. Pemerintah Kota Dompu menyelenggarakan rangkaian festival budaya untuk memeriahkan peringatan 200 meletusnya Gunung Tambora. Kegiatan ini diawali dengan pawai budaya yang melibatkan warga kota Dompu. Mereka mengenakan pakaian adat. Para perempuan mengenakan busana tradisional rimpu yang menggunakan kain tenun khas Sumbawa.
Busana rimpu ini cukup unik karena berupa kain berbentuk sarung dengan motif kotak-kotak khas yang banyak dipakai di Pulau Sumbawa dan Pulau Flores. Dua lembar kain itu dililitkan di bagian atas dan bagian bawah badan untuk menutupi badan perempuan. Sepintas, busana ini seperti yang digunakan warga saat beraktivitas pada malam hari untuk mengusir udara dingin.