FotografiFoto CeritaKejutan Perjalanan Laut di...
Kompas/Yuniadhi Agung

Kejutan Perjalanan Laut di Pasir Timbul Raja Ampat

Dengan hati gembira, para wisatawan pun mengakhiri kunjungan singkat berkesan di pasir timbul Raja Ampat. Pemandu wisata dimintai tolong untuk memotret rombongan. 1... 2... 3... loncat!

Oleh
YUNIADHI AGUNG
· 2 menit baca

Gerimis menemani pagi hari saat wisatawan yang menginap di Gurara Guest House, Waisai, Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, selesai menyantap sarapan. Hari itu, Minggu 20 Oktober 2019, adalah hari ketiga dari paket perjalanan wisata selama lima hari untuk mengeksporasi keindahan alam kepulauan Raja Ampat. Jadwal hari kedua adalah snorkeling di pulau-pulau yang berada di sekitar Waisai. Sehari sebelumnya, wisatawan telah diajak mengunjungi kawasan pedalaman untuk mengunjungi kampung tradisional dan treking ringan menyisiri hutan. Hari ini adalah hari yang ditunggu. Hari bermain air! Raja Ampat sudah dikenal sebagai salah satu pusatnya keindahan air di Nusantara.

Cuaca membaik dan matahari mulai muncul setelah awan mendung bergeser. Langit biru cerah membuat perjalanan laut ini membangkitkan selera. Persinggahan pertama adalah tempat snorkeling di di Pulau Friwen. Wisatawan yang sudah menyala-nyala semangatnya dengan gesit masuk ke air setelah perlengkapan snorkelingnya dikenakan. Mereka tidak terlalu repot untuk mengayuh kaki karena arus di cekungan dinding pulau cukup kencang sehingga mereka hanya mengarahkan arah badan mereka. Kapal-kapal telah menunggu di ujung pulau untuk menjemput wisatawan yang telah melihat ragam makhluk laut yang indah dipandang mata.

Masih ada beberapa lokasi snorkeling yang akan dikunjungi dalam perjalanan wisata hari itu. Dalam perjalanan menuju lokasi snorkeling kedua, laju perahu tiba-tiba dipelankan. Pemandu wisata memberi tahu penumpang kapal bahwa kapal akan berhenti di sebuah gundukan pasir yang berada di tengah-tengah laut. Warga biasa menyebut tempat tersebut dengan pasir timbul. Tempat ini tidak disebutkan di agenda perjalanan wisata hari itu karena tidak ada kepastian apakah gundukan tersebut dapat didekati atau tidak. Sebelum mendekati tempat tersebut, nakhoda dan awak kapal dengan saksama dari kejauhan melihat lokasi tersebut untuk memastikan kapal aman untuk berlabuh.

Memuat data...
Memuat data...