Menjadi orang asing di negeri sendiri. Status tersebut sepertinya cukup mewakili perjalanan kami saat menyusuri sabana yang bersembunyi dalam selimut kabut pagi di kaki Gunung Rinjani, Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada akhir Januari 2016. Kala itu, kami bertiga harus berbagi jalan setapak menuju Puncak Rinjani bersama puluhan wisatawan dari Eropa, Australia, dan beberapa negara tetangga di Asia.
Pesona geologi, alam, dan budaya yang dimiliki Gunung Rinjani membuatnya masyhur hingga mancanegara. Ia menjadi tambah beken saat ditetapkan sebagai anggota baru Taman Bumi Dunia (UNESCO Global Geopark) di pertengahan April 2018. Pada Januari hingga Desember 2019, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mencatat jumlah pendaki Rinjani telah mencapai lebih dari 15.000 orang, dengan dominasi pendaki dari mancanegara yang hampir mencapai 12.000 orang.