FotografiFoto CeritaMerawat Kenangan Gempa...
Kompas/Wawan H Prabowo

Merawat Kenangan Gempa Yogyakarta

Pelupa dan gampang melupakan sepertinya telah menjadi sifat sebagian masyarakat Indonesia akan peristiwa bencana. Banyak yang mengingatnya, tetapi samar-samar, seperti ungkapan ”lali rupane eling rasane”.

Oleh
WAWAN HADI PRABOWO
· 1 menit baca

Kamis (28/5/2020) menjelang siang, wartawan foto harian Kompas, Heru Sri Kumoro, berkabar melalui telepon tentang rencananya untuk membuat tulisan refleksi gempa bumi yang melanda DI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 lalu. Untuk menjadi sebentuk pengingat, memang agak telat. Tetapi, daripada tidak sama sekali, akhirnya kami sepakat menulisnya melalui rasa, sudut pandang, dan daya ingat kami masing-masing akan gempa 5,9 skala Richter yang merenggut lebih dari 6.000 nyawa itu.

Pelupa dan gampang melupakan sepertinya telah menjadi sifat sebagian masyarakat Indonesia akan peristiwa bencana. Banyak yang mengingatnya, tetapi samar-samar, seperti ungkapan dalam bahasa Jawa yang tertulis di belakang bak truk ”lali rupane eling rasane” (lupa wajahnya ingat rasanya). Padahal, alam akan terus bergerak dan terkadang pergerakannya membutuhkan respons manusia agar tidak menjadi petaka.

Baca juga: Mengenang 5,9 Skala Richter di Yogyakarta

Memuat data...
Memuat data...